8:
Dan dari sebagian orang itu ada orang yang mengaku beriman, padahal dia
nda bersama orang beriman.
9:
Mereka mencoba menipu Allah dan orang orang yang beriman, padahal
mereka tidak menipu kecuali menipu pada diri mereka sendiri, dan mereka tidak merasa bahwa dirinya sendiri tertipu.
10:
Didalam hati mereka itu sudah terjangkit penyakit (awalnya iman
<berhati suci> kemudian dia melihat dunia yang bermegah megahan dan
berpaling menuju kesesatan tatapi tidak totalitas sesat/ kufur), tetapi karena mereka masih melanjutkannya
maka Allah menambah penyakit mereka (falama zagu azagallohu kulubahum), dan jika mereka tidak mengubah kebiasaan
mereka itu maka bagi mereka siksa yang pedih ( dalilnya: mereka akan
menjadi intip.nya neraka) sebab apa2
yang telah mereka dustakan.
11:
Dan ketika dikatakan pada mereka “janganlah kalian berbuat kerusakan
!” mereka menjawab “kami itu adalah orang orang yang berbuat baik”.
( contoh kasus *bid.ah : "... Berhati-hatilah
kalian terhadap hal-hal yang baru dalam hukum agama, karena sesungguhnya
semua yang baru dalam hukum agama itu bid'ah dan semua bid'ah adalah sesat. (HR
Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Tirmidzi) "
contoh perkataan: jangan berbuat bid'ah, dengan mengubah hukum yang Allah dan rasulnya berikan !,
contoh jawaban: justru kami berbuat seperti ini biar agama kita lebih maju dan diterima oleh masyarakat umum, dan nda dipandang kolot)
12:
Tetapi ingatlah sesungguhnya mereka adalah orang yang berbuat rusak, dan
mereka tidak sadar akan yang mereka lakukan.
(sepertinya hal yang mereka kerjakan itu bagus, tetapi mereka berbuat rusak, dan mereka tidak menyadari bahwa mereka hanya sedang merusak hukum Allah).
13:
Dan ketika dikatakan “berimanlah kalian sebagaimana berimannya manusia
!”, mereka berkata “kenapa saya harus beriman seperti mereka yang bodoh ?”
(ini
karena mereka melihat pada sifat orang-orang yang beriman, ketika orang beriman
di perintah oleh nabi tentang suatu hal, mereka langsung patuh, dan jarang yang
bertanya sampai memberatkan Nabi
–bani israil bertanya pada nabi
musa tentang sapi yang akan dikorbankan sampai membingungkan, padahal
perintahnya Cuma ‘bawalah sapi’-
Ketika ada suatu kabar, atau
hadist, dari nabi mereka akan mengerjakan, dengan pertanyaan utama adalah “dari
siapa kamu mendengarnya (bertanya sanad) ?” bukan “ngapain sih nabi membuat
aturan seperti ini ?” )
Dan ketahuilah sesungguhnya mereka sendirilah yang bodoh, tetapi mereka
tidak mengetahuinya.
( bodoh, kenapa ? karena orang munafiq, awalnya adalah orang yang beriman, tahu
seluk beluk tentang agama Islam, tahu hukum, tahu tatanan dan cara dalam
melakukan islam, tahu bagaimana cara untuk mengerjakan aturan Islamyang benar.
Tetapi mereka malah mencoba untuk ragu, dan mencoba menyelisihi, akhirnya
mereka mendapatkan jalan untuuk selalu ragu, dan untuk selalu menyelisihi
atuaran yang ada dalam Islam )
14:
Ketika mereka bertemu dengan orang yang beriman mereka berkta “Aku ini juga orang iman lho !”,
tetapi saat mereka beserta golongan mereka (selain orang iman), “aku masih golongan kalian (halah, aku
bersama mereka Cuma pura pura, gara gara saya kerja/ berbisnis/ ada tujuan
disitu saja jadi saya bersama mereka), dan
aku disitu cuma menghina mereka (Cuma pura pura, Cuma buat seneng seneng,
Cuma buat dapat simpati, Cuma buat ....).
15:
Allah pasti akan menghinakan mereka, tetapi untuk saat ini Allah akan
membiarkan mereka dahulu selama masih dalam kemunafikan mereka (terserah
apa yang mau mereka lakukan, berbuat baikkah, berbuat burukkan, terserah,
selama masih punya hati munafik (hati yang sakit), allah akan tetap membiarkan
mereka --catataan : hari
hari dengan amal baik dihitung sama dengan malakukan amal buruk --), dan didalam situasi yang jelek
seperti itu, mereka pada bingung (karena, mereka tahu bahwa mereka salah,
tetapi mereka masih mengerjakan. Mereka mau mencari kebaikan lagi, tetapi tak
kuat untuk menahan godaan dari dunia yang hingar binar yang mereka lihat ”aku
kudu piye ?”).
16:
Mereka yang seperti itulah (yang bingung untuk melepaskan
kemunafikan dan merasa puas akan keadaan dunianya), termasuk orang yang menjual kebaikan demi mendapatkan kejelekan,
dalam jual beli yang seperti itu mereka takan pernah mendapatkan keuntungan,
dan mereka takan pernah mendapatkan petunjuk yang jelas.
17:
Adapun gambarannya mereka(munafik) itu seperti orang yang menyalakan
api (menyalakan = berusaha mendapatkan petunjuk, dan kemudian api menyala =
dia sudah tahu petunjuk itu dan dia sudah dalam petunjuk itu, dan berada dalam
keimanan). maka ketika api sudah
menerangi semua hal yang ada disampingnya (ketika hidupnya sudah halal,
sudah masuk dalam keimanan), Allah
mematikan cahaya api mereka karena cahaya kemunafikan mereka (mereka
menjadi munafik, maka allah menghilangakan keimanan mereka), dan Allah meninggalkan mereka dalam
keadaan yang gelap dan tidak bisa melihat (Allah menjadikan mereka orang
yang kufur di tengah orang iman tetapi tidak tahu bahwa petunjuk dari Allah itu
dekat).
18:
Mereka itu Tuli (mereka
mendengar tapi setiap mereka mendengar ayat yang hak mereka memuntahkannya), Bisu (didalam hati mereka tahu
tentang kebenaran –sudah pernah jadi orang iman sih- tetapi mereka tidak mau menyampaikannya,
tidak mau melakukannya), Buta (tidak
tahu harus bagaimana, mereka berjalan terus diantara baik buruknya jalan yang
mereka lalui, baik dan buruk mereka kerjakan, mereka trobos, tanpa pandang
bulu, tanpa melihat segala akibat yang sudah diterangkan oleh Allah Rasul,
Al.Quran dan Al.Hadist), dan mereka
tidak mau kembali kedalam keimanan (jika kemunafikan ini sudah menjadi
hobi, atau sudah mendarah daging maka sulit banget untuk kembali mnuju
keimanan.
19:
Atau, gambarannya orang munafik itu, seperti orang yang kehujanan oleh
air hujan yang turun dari langit dan keadaannya itu gelap, ada bledek (yang berupa suara) dan halilintar (yang berupa kilatan
cahaya).
(-- air hujan itu à rahmat yang diberikan
oleh Allah, gelap à
kedaan munafik dan kafir, bledek à
dalil dalil ancaman tentang orang yang berbuat jelek, halilintar/ kilat à dalil yang
membangkitkan semangat (cerita tentang surga)/ dalil yang orang kafir dan
munafik sukai --)
Kemudian orang munafik memasukkan jari mereka ketika mendengar bledek
karena mereka tahut mati (orang munafik paham dalil bahwa “jika mereka
mengerti dalil hukum akan suatu hal, kemudian mereka masih melanggar hukum itu,
maka mereka akan mendapatkan hukuman dari Allah. Maka mereka berusaha sebaik
mungkin untuk TIDAK mengetahui suatu hukum, sehingga saat mereka menerobos
suatu hukum yang sudah ditetapkan mereka tidak usah merasa bersalah “kan kami
tidak tahu hukum tentang hal yang seperti ini, dan seperti ini”, dengan harapan
nanti ketika mereka menghadapi mati hukuman yang Allah berikan tidak berat, takut saat kematian dia dihukumi karena
dia tahu hukum tetapi dia melannggarnya.).
Padahal Allah itu sudah mengetahui keadaannya orang yang kafir.
(Padahal Allah tahu bahwa seperti
itu adalah kelakuan orang yang kafir. Karena orang kafir beranggapan bahwa jika
mereka masuk menjadi orang iman, hati mereka akan menjadi mati, tidak bisa berkembang,
karena akan selalu mentaati perintah Rasul, dan pemimpin orang iman).
20:
Hampir saja kilat menyambar pada pandangan orang munafik
(hampir saja, hidayah itu
diterima oleh para orang munafik, orang munafik hampir mengetahui tentang hal baik dan buruk dan menjadi orang
yang iman).
Ketika kilat menerangi mereka, maka mereka berjalan
(ketika ada ayat ayat pembangkit
semangat/ cocok dengan tujuan atau yang ingin mereka kerjakan, dan ayat itu
sesuai dengan hati mereka, mereka akan mengerjakannya)
Dan ketika kilat sudah mulai meredup maka orang munafik akan berhenti
(ketika ayat kesenangan sudah
tidak diperdengarkan lagi, maka mereka akan kembali menjadi orang munafik lagi,
mereka tidak mau mendengarkan lagi, berpura pura iman lagi.)
Dan jika saja Allah menhendaki Allah akan menghilangkan pendengaran
mereka dan penglihatan mereka.
(agar mereka tidak bisa mendengar
dan melihat hidayang yang selalu disampaikan oleh Allah melalui Rasulnya,
Al.Quran dan Al.Hadist yang ada, dan disampaikan oleh hamba hambanya, tetapi
oleh Allah itu tidak dilakukan, karena semenjak Allah berfirman akan menunggu
taubat.nya umat nabi Muhammad sampai akhir hayat dari tiap2 orang yang
bersalah, tidak dihukumi dan disiksa langsung seperti kaum kaum terdahulu).
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
(hukum dan hukuman yang ada itu
semuanya kehendak Allah, sehingga “penetapan jalan yang BENAR” itu menjadi hak
ortoritas milik Allah bukan hambanya, dan penetapan hukum dan hukuman yang ada
adalah pada Quran dan hadist. Sedangkan orang munafik, mereka tahu hukum yang
ada dan mempermainkannya sekehendak keinginan mereka.)
**--------------------So,
kesimpulannya jangan jadi orang munafik disisi Allah..--------------------**
NB:Monggo yang sudah man'qul jika ada kesalahan maksud yang tertulis bisa diperbaiki atau memperbaiki