Kamis, 25 Desember 2014

Mau Beriman ? Ber-ilmu-lah dahulu -_^

Landasan pemikiran (Muhammad[54] :19)

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ


Mongko ngertenono setemene kelakuan raenek gusti kajobo Allah, lan njaluk'o ngapuro amargo doso-doso mu(Muhammad), lan (dosane) wong IMAN lanang, lan (dosane) wong IMAN wadon.

*maka ketahuilah sesungguhnya mengetahui (itu mengetahui bahwa) Tiada Tuhan Kecuali Allah, dan minta ampunlah bagi dosa dosa mu (Muhammad), dan (dosa dosa nya) orang IMAN laki laki, dan bagi (dosa dosa nya) orang IMAN perempuan.

dari ayat itu kita bisa menarik beberapa pelajaran yang sangat membolak balik pemikiran kita.  dan In-syaa-Allah akan berpengaruh besar jika pembaca juga memahaminya. tanpa basa basi dan banyak kata penulis mulai menelaah dengan tulisannya. bismillahirrokhmanirrohim..

poin satu*
Kita mengetahui bahwa ayat-ayat  Alquran itu seperti berdialog kepada nabi Muhammad, dan selalu menuju untuk menasehati nabi Muhammad, dan ayat ayat penasehat itu selalu juga menggunakan kata ganti 'mu', 'kau', 'kamu' seperti pada kalimat yang tertera diatas, pada kata    لِذَنْبِكَ   yang berarti 'Dosa mu (Muhammad)' kenapa refers to Muhammad bukan pada kita ? ya jelas, karena waktu itu al-Quran turun dan dikataakan pada nabi Muhammad.
kemudian kita berfikir ulang sejenak 'Kenapa nabi nda bilang لِذنبي (karena dosaku)' sehingga kalimatnya menjadi pasif dan menjadi cerita, semisal cerita A, B dan C.

A berkata "Makanlah kamu sebab laparmu (B)"
kenapa B harus bilang "Makanlah kamu sebab laparmu (B)" juga kepada C, padahal kan secara logika B bilang ke C "Aku disuruh makan sebab laparku"

*saya berfikir bahwa SESUATU YANG MURNI AKAN TERLIHAT CANTIK KETIKA TERJAGA KEMURNIANNYA
Begitu juga dengan Al-Quran, nabi Muhammad tak mau dan tak ingin merusak Firman Allah yang berada didalam Al-Quran.
Inilah dasar/ patokan Ilmu Agama, Firman Allah tak boleh diubah walaupun secuil, Tak boleh digeser aturan yang sudah ditetapkan didalam garis, walaupun sejengkal.
bagaimana kalo dikembangkan ? :-O

its OK karena Aturan Agama adalah bagaikan aturan sudut, dia hanya sudut pada radius yang dekat dengan titik dan aturan menjadi suatu garis membatas sudut yang boleh dan tidak boleh.

*kemudian jika itu dijadikan kalimat pasif maka Alquran akan tiada sekarang, aturan agama juga akan ada hanya pada saat zaman nabi Muhammad. tetapi karena kalimatnya tetap dan utuh maka Al-Quran menjadi suatu pengingat yang universal, kata kamu yang awalnya merujuk pada nabi 'Muhammad' menjadi merujuk pada 'SIAPAPUN kamu yang mendengarkan Al-Quran ketika dibacakan'


 Poin kedua*
kita disuruh berilmu karena dengan berilmu kita akan bisa ber-iman. coba sahaja lihat diatas betapa agungnya kita jika kita berilmu berarti kita akan menuju menjadi orang yang beriman. buktinya lihat saja susunan ayat diatas bagaimana ilmu itu menyadarkan seseorang, bahwa dia itu BODOH akan masalah ketuhanan, kemudian dia disuruh untuk mengetahui bahwa Allah itu Tuhan yang hakiki. Jika dia mau menerima ilmu itu, dia pasti mau untuk bertobat dan masuk pada keimanan.

Poin ketiga*
Orang yang tidak berilmu adalah orang yang bodoh akan kebanyakan hal. Sehingga Allah memperingatkan pada kaum yang mau beriman supaya jangan bicara ngawur dan tanpa dasar (ditegaskan pada QS ASSOF ayat 1), karena orang yang bodoh itu ngomong sak penak udele dhewe, seenak apa yang dia pikirkan enak dan masuk logika, padahal logika tanpa dasar itu tahayul.

Maka dari itu orang yang IMAN adalah orang yang mau menjaga perkataannya, mau menelaah dan berfikir dahulu, apakah itu benar ataau salah.

Kesimpulan:
"ilmu itu suatu yang hakiki, dan wajib dicari oleh orang iman. kita wajib mencari ilmu, apaaa saja macam ilmunya, kita boleh mengembangkannya sesuka kita,

namun ingat

ketika kita mengembangkan sudut tetapi tak mempunyai ilmu untuk menggunakan dan menentukan ukuran titik sudut awal, apakah dengan "ilmu kira kira" itu, kita bisa menentukan 'ini sudut 10 drajat' atau 'ini 20 drajat' ?"


Semoga anda pembaca mudeng apa yang saya pikirkan, in syaa Allah tambah barokah.
Aamiiin








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link list